Senin, 15 Desember 2014

Mengapa Dalam Pengungkapan Kasus Geng Motor di Pekanbaru Anak Tarai Bangun banyak yang terlibat?



Heboh kasus Geng Motor binaan Mardiyanto alias Klewang diawal 2013 secara tidak langsung telah membuat nama Desa Tarai Bangun ikut terkenal. Kenapa? Karena sebagian besar dari anggota geng motor tersebut merupakan anak-anak Tarai Bangun yang masih duduk dibangku SMP dan bahkan ada yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Beberapa kali Gedung SD Negeri 024 Tarai Bangun ditayangkan dan masuk TV nasional karena konon didepan SD Negeri tersebut anggota geng motor Atiet Abang sering berkumpul dan membahas rencana-rencana jahat mereka. Seperti halnya perencanaan untuk merusak salah satu warnet di jalan Durian Pekanbaru yang bermula dari pertemuan-pertemuan mereka di lapangan depan SD Negeri 024 Tarai Bangun. Sudah beberapa kali pula SMP Negeri 4 Tambang yang terletak di Desa Tarai Bangun didatangi buser dan reserse Poltabes Pakanbaru untuk menjemput paksa anak murid SMP tersebut yang ternyata terlibat dalam geng motor tersebut. Pembumihangusan atas geng Klewang diawal tahun 2013 tersebut benar-benar sangat menohok nama baik desa Tarai Bangun.
Dengan adanya kasus Klewang yang banyak melibatkan anak-anak Tarai Bangun ini muncul pertanyaan dibenak kami anak-anak muda Tarai Bangun yang benar-benar mencintai Desa Tarai Bangun sebagai tanah kelahiran dan tanah harapan.
Apa yang sebenarnya terjadi sehingga anak-anak Tarai Bangun banyak terlibat dalam kasus kejahatan dan kenakalan seperti Kasus Geng Motor Klewang?
Dimana para Ulama, Umara, Orangtua dan para pendidik sehingga anak-anak mereka bebas berkeliaran dijam-jam malam tanpa dicari oleh orangtua mereka?

TARAI BANGUN TANAH HARAPAN

Tarai Bangun adalah sebuah desa baru di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar Propinsi Riau hasil pemekaran dari Desa Kualu pada tahun 2003. Sebagai desa yang berbatasan langsung dengan kota Pekanbaru, Desa Tarai Bangun memiliki jumlah penduduk yang sangat besar, bahkan terbesar kedua di Kabupaten Kampar setelah Desa Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu. Jumlah Penduduk Desa Tarai Bangun saat ini +/- 26 ribu jiwa dengan kelompok kehidupan ekonomi mengah kebawah.
Desa  Tarai Bangun sebagai desa yang berbatasan langsung dengan kota Pekanbaru selama ini menjadi incaran para developer untukmembangun rumah murah dengan program RSS atau RSH dimana semenjak tahun 2003 developer sudah mulai membangun perumahan hingga saat ini di Tarai Bangun sudah ada sekitar 75 perumahan (75 kompleks rumah, bukan 75 buah rumah) Tak kurang dari 10 ribu rumah sudah dibangun oleh developer dan jika dibandingkan dengan penduduk tempatan asal, jumlah rumah perumahan yang ada sangat jauh lebih besar. Sedang jumlah rumah pemukiman lama warga tempatan hanya beberapa ratus unit saja.
Mayoritas warga di Tarai Bangun adalah warga Pekanbaru yang membeli rumah di pinggiran kota Pekanbaru. Maka tak heran jika masih sangat banyak warga Tarai Bangun yang belum memiliki KTP Tarai Bangun. Masalah KTP ini disisi lain juga kerap menimbulkan masalah manakala warga yang tidak memiliki KTP Tarai Bangun ingin menyekolahkan anak-anak mereka di SD atau SMP yang ada di Tarai Bangun.
Sebagai daerah dengan pertumbuhan baru dan padat permasalahan di Tarai Bangun juga sangat kompleks. Karena masalah sepele antar warga sering berkelahi. Tingkat sensitifitas warga juga sangat tinggi yang memicu kecemburuan sosial, keegoan dan sifat-sifat eksibisionis tinggi. Peranan ibu-ibu di tengah-tengah masyarakat sangat dominan sehingga organisasi-organisasi kemasyarakatan banyak diisi oleh ibu-ibu, mulai dari wirid, PKK, KPK (Kelompok Petani Kecil), Dasa Wisma, Rebana, PNPM dll yang didominasi oleh ibu-ibu.  Tentu saja sebagian besar dari agenda organisasi ini adalah menggosip dan menjelek-jelekan orang serta ajang pamer bagi yang memiliki. Sementara bapak-bapak lebih bersikap cuek dalam masalah-maslaah sosial, untuk urusan-urusan anak dan urusan rumah mereka lebih memberi peluang kepada istrinya untuk berbuat. Sebagian Bapak-bapak juga sibuk dengan pekerjaannya di Pekanbaru, dimana warga Tarai Bangun itu dari yang buta huruf sampai Professor pun ada. Dari kuli bangunan sampai direkturpun ada. Dari penjahat sampai polisi dan pengacarapun ada. Dari penjual koran sampai pimpinan redaksipun ada. Bahkan dari yang murtad sampai yang ustadz pun ada. Pokoknya di Tarai Bangun itu klasifikasi masyarakatnya dari segi sosial ekonomi dan politik lengkap.
Disaat-saat orangtua sibuk tersebut lalu siapa yang mengurusi anak-anak mereka? Apakah  seorang ayah yang sibuk menjadi dosen di Pekanbaru menyempatkan diri menelpon istrinya untuk menanyai apakah anaknya ada dirumah atau tidak pada jam segini? Apakah seorang ayah yang sedang memimpin rapat perusahaannya sempat menanyai apakah anaknya baik-baik saja atau tidak? Apakah ibu-ibu yang sedang sibuk mengurus organisasi PKKnya sempat menelpon anaknya yang jam segini belum juga ada kabar beritanya? Dan bahkan apakah seorang ayah dan ibu yang sedang berdua dirumahnyapun sempat mencari anaknya yang sudah jam satu malam belum juga pulang? JAWABNYA TIDAK SEMPAT.
Lalu kalau seorang ayah saja, atau seorang ibu saja tidak sempat menanyai dan mempedulikan anaknya siapa lagi yang akan peduli? KLEWANG?
Disaat anak-anak SD kelas 2 merokok di belakang sekolah, ketika yang kelas 6 SD sibuk mengejar-ngejar anak-anak murid wanita yang sudah berlari ketakutan dirogoh, ketika anak-anak yang belum cukup umur berserakan di warnet-warnet. Kemanakah gurunya?
Disaat kedok agama digunakan untuk menfitnah orang dan mempergunjingkan orang dengan tajuk wirid, ketika Mesjid dan Mushala dijadikan tempat untuk kegiatan-kegiatan politik dan politis. Kemanakah para ulama?
Disaat dampak-dampak negatif dari menjamurnya warnet sudah mewabah merusak dan menggerogoti masa depan anak-anak bangsa, disaat lem cap kambing sudah menjadi makanan kedua anak-anak, disaat narkoba menjadi kebanggaan generasi muda, disaat anak-anak sudah menjadi pencuri profesional karena selalu dibiarkan oleh orangtua dan lingkungannya, disaat perselingkuhan dengan tetangga sudah menjadi kebanggaan dan bukan hal yang memalukan lagi, kemanakah para pejabat dan aparat desa?
Saat ini guru-guru di Tarai Bangun sibuk  mengadakan les dan mengajar hanya sebagai kewajiban saja.
Saat ini para Ulama dan Ustazd hanya sibuk membahas masalah bid’ah dan masalah kelompok-kelompok ajaran lain yang menurut mereka tidak sesuai dengan sunnah. Mereka sibuk membahas cara-cara saudara-saudaranya dalam melakukan ibadah yang nampaknya agak berbeda dengan apa yang mereka lakukan. Mereka lupa membahas bagaimana caranya agar warga yang tidak beribadah itu kembali ke Mesjid.
Saat ini para penguasa dan tokoh-tokoh politik di Tarai Bangun hanya sibuk memikirkan jabatan-jabatan politik mereka saja. Mulai dari RT sampai kepala Desa diperebutkan demi untuk kepentingan kekuasaan semata. Mereka lupa bahwa sebagai pemimpin mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang mereka pimpin. Mereka mungkin menganggap bahwa urusan anak-anak Tarai Bangun bukan merupakan urusan mereka. Kalau tidak jelas angka-angkanya mereka tidak akan mau mengurus. Sebenarnya yang menjadi urusan dan tanggungjawab Ketua RT, RW, Kepala Dusun sampai Kepala Desa bukan hanya masalah menandatangani Surat Tanah yang jelas-jelas ada uang masuknya saja. Masalah anak-anak dan masa depan anak juga menjadi tanggungjawab para pemimpin yang sudah diberikan amanah. Jangan menganggap masa depan anak semata-mata menjadi tanggungjawab orangtuanya saja. untuk seorang anak mungkin tanggungjawab orangtuanyalah dalam mendidiknya. Tapi kalau sudah berbicara tentang masa depan anak-anak generasi muda Desa Tarai Bangun? Tanggungjawab siapa lagi kalau bukan tanggungjawab para pemimpin di Desa ini? Jangan cuma mau menjadi pemimpin. Jangan cuma mau jadi Ketua. Tapi jadilah panutan yang bertanggungjawab terhadap masyarakatnya. Termasuk juga terhadap anak-anaknya.
INGATLAH WAHAI PARA PEMIMPIN DI TARAI BANGUN. ANAK-ANAK TARAI BANGUN SAAT INI KALAU TIDAK DIARAHKAN KEJALAN YANG BENAR AKAN MENJADIKAN DESA TARAI BANGUN INI SEBAGAI TEXAS KEDEPANNYA. TIDAK TAMPAKKAH OLEHMU TANDA-TANDA MUNCULNYA BIBIT-BIBIT PENYAKIT DAN BIBIT-BIBIT PREMAN YANG AKAN MUNCUL DARI ANAK-ANAK DAN REMAJA TARAI BANGUN YANG ADA SEKARANG? KALAU TIDAK DIARAHKAN MEREKA TIDAK AKAN TAHU TENTANG BAHAYA NGELEM. KALAU TIDAK DIARAHKAN MEREKA TIDAK AKAN TAHU BAHAYA NARKOBA. DAN KALAU TIDAK DIARAHKAN MEREKA TIDAK AKAN TAHU BAHAYANYA MASUK GENG MOTOR. KEBIASAAN NGELEM AKAN MEMBUAT KITA AKAN KEHILANGAN GENERASI SEHAT. JANGAN SAMPAI DIHARI TUA KITA NANTINYA TAKUT TINGGAL DI TARAI BANGUN KARENA BANYAKNYA PREMAN YANG TINGGAL DISINI YANG MERUPAKAN ANAK-ANAK KITA JUGA. SEKALI LAGI KAMI TANYA SIAPA YANG MENGURUS DAN PEDULI DENGAN ANAK-ANAK TARAI BANGUN? HARUSKAH KLEWANG-KLEWANG YANG PEDULI DAN MENGAJAK ANAK-ANAK TARAI BANGUN? KALAU MEMANG BEGITU JANGAN SALAHKAN JIKA ANAK-ANAK TARAI BANGUN BANYAK YANG BERGABUNG DI GENG MOTOR.